Text
Reputasi yang Berkarakter
Buku ini dimulai dengan pembahasan mengenai Marketing Public Relations yang menekankan bahwa seorang PR tidak hanya pada level sosialisasi namun harus melakukan edukasi terhadap audiensnya. Hal itu penting agar bisa menimbulkan cerita-cerita yang berkesinambungan. Audiens atau publik juga seolah mendapatkan amunisi untuk terus membicarakan tentang institusi ataupun produk barang dan jasa yang kita kenalkan. Maka untuk menciptakan cerita yang matang, tim penulis sepakat bahwa dalam Bab II perlu ada bahasan Storytelling. Substansi bab ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang proses bercerita. Kemampuan seorang PR dalam bercerita ternyata tidaklah cukup. Seorang PR juga dituntut mampu merancang cerita yang lifetime dan retelling, tentunya dengan pendekatan profesional dan tidak mengabaikan prinsip jurnalistik. Itulah brand journalism yang kami bahas dalam buku ini. Proses cerita yang
H380 | Perpustakaan SMP Santa Maria Pekanbaru | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain