Belajarlah Sampai ke Negeri Cina

Oleh L. Heli Handono

Suatu kehormatan tersendiri, serta sebuah kebanggaan bagi Sekolah Santa Maria mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama dalam kegiatan Chinese Culture Camp 2019. Kegiatan ini dimulai pada hari Jumat, 2 Agustus dan akan berlangsung hingga Minggu, 4 Agustus 2019 yang lalu. Program sekolah ini, seluruh aktivitas kegiatannya akan bertempat di area SMP Santa Maria.

Chinese Culture Camp adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan bahasa dan budaya Tionghoa kepada peserta didik SMP Santa Maria Pekanbaru.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa Huaqiao University Xiamen China. Sebuah kebanggan tersendiri juga dari mahasiswa tersebut terdapat tiga orang yang merupakan alumni SMP dan SMA Santa Maria yang mendapatkan beasiswa. Kegiatan semacam ini sudah dilaksanakan di beberapa negara seperti ASEAN lain seperti Thailand, Vietnam, Laos, Philipina, dan Myanmar.

Beberapa materi kegiatan adalah seperti kelas Mandarin, Kaligrafi, Handcraft, Lukisaan China, Wushu, Tarian, Nyanyian China dan memasak.

SMP Santa Maria melalui Kepala Sekolah, Bapak Ferdinandus Nipa, S.Pd., mengungkapkan rasa bangga anak-anak SMP Santa Maria mendapat kesempatan belajar bahasa dan budaya Tionghoa. Lebih jauh, sekolah juga memberikan apresiasi kepada anak yang sudah terdaftar, dan bagi yang belum memperoleh kesempatan bisa mengikutinya pada kegiatan yang akan dilaksanakan lagi dalam skala yang lebih besar pada bulan Desember dengan melibatkan anak-anak di luar SMP Santa Maria”

Belajar Sampai ke Negeri China?

China sebuah negara yang secara sejarah mempunyai hubungan yang telah lama dengan Indonesia, bahkan sejak zaman kerajaan-kerajaan. China adalah negara yang begitu kuat saat, hal ini bisa terjadi karena peradaban China yang dibangun sejak sejak.zaman dinasti, sehinga telah menjadi pusat perdagangan dan juga peradaban dunia yang bertahan hingga kini.

Jadi, tidak salah anak-anak Santa Maria menimba ilmu untuk membekali diri dalam kehidupannya. Sekolah berharap anak-anak terus bisa belajar kapan saja dan dengan siapa saja untuk membekali diri di kehidupan masa mendatang. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat berharga, oleh karena itu tak perlu merasa malu untuk mendapatkannya dari sumber manapun.

Galeri Kegiatan:

Memaknai Hari Anak Nasional

Anakku hartaku, anakku penerusku. Semua suku bangsa di Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang anak, di suku Batak dikenal filosofi kuno yang sampai saat ini masih dipegang teguh dalam kehidupan generasi-generasi penerus yakni “anakkon hi do hamoraon di au” yang secara sederhana dapat diartikan “anakku kekayaanku”.

Sekolah SMP Santa Maria sebagai lembaga pendidikan sangatlah fokus untuk menempatkan anak sebagai yang utama, sebagai subjek pendidikan. Anak dididik inilah yang akan menjadi generasi yang harus siap berfungsi di masa yang akan datang.

Melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menyampaikan ucapan hari anak Nasional 2019. Ketua OSIS SMP Santa Maria, Esther Aprilia Widarmadi, dalam pidatonya menyampaikan pentingnya anak-anak untuk belajar giat guna mempersiapkan diri mengahadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dalam pesannya, Esther menyampaikan meski ada undang- undang perlindungan anak, kita mempunyai kewajiban menghormati orang yang lebih tua. Pandangan orang Tionghoa yang diwariskan dari generasi ke generasi bahwa anak harus menampilkan bakti kepada orangtua dan sesepuh.

Sejalan dengan tema Hari Anak Nasional oleh Kemenpppa, yakni peran keluarga dalam perlindungan anak, dengan subtema memperkuat peran keluarga dalam berbagai upaya untuk pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak, SMP Santa Maria lewat Kepala Sekolah, Bapak Ferdinandus Nipa, S.Pd., selalu menekankan bahwa sekolah menjadi rumah bagi anak “Sekolah harus bisa menjadi terminal terakhir bagi anak”. Hal itu dapat dimaknai bahwa sekolah harus siap menerima anak dalam kodisi apapun dan sekolah harus mampu menjadi tempat untuk menyelamatkan anak.

Upaya perlindungan anak harus juga disertai pembentukan sikap dan karakter pada anak seperti berperilaku yang disiplin, taat pada norma atau aturan yang berlaku, sehingga anak juga tidak akan melakukan kekerasan kepada orang lain misalnya teman sebaya.

Guna membentuk karakter anak, SMP Santa Maria sudah memiliki tata tertib sekolah. Disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ibu Nurmala Haloho, S.Pd, “Tata tertib pada prinsip merupakan sarana proses pembinaan anak yang muaranya penguatan karakter pada anak-anak.”

Dikutip dari Merdeka.com, berdasar data KPAI pada tahun 2018, catatan kekerasan terhadap anak khususnya di bidang pendidikan terdapat 445 kasus. Data tersebut adalah keprihatinan kita bersama. Harapan kita bersama, pada momen hari anak nasional 2019 ini hendaknya dapat menggugah setiap individu, orangtua, keluarga, pendidik, masyarakat, dan dunia usaha untuk turun, berada di barisan terdepan dalam memenuhi hak anak dan melindungi anak-anak.

SMP Santa Maria sebagai lembaga pendidikan berkomitmen:

  1. Menjadikan sekolahku rumahku bagi anak;
  2. Menjadikan sekolahku keluargaku bagi anak;
  3. Sekolah menjadi terminal terakhir bagi anak;
  4. Sekolah menjamin hak-hak anak yang sedang tumbuh berkembang sesuai bakat dan minatnya;
  5. Menjadikan sekolah ramah anak.

(Oleh L. Heli Handono)

Generasi Z: Generasi Yang Unggul

Generasi Z: Generasi Yang Unggul

SMP Santa Maria Pekanbaru menyelenggarakan pertemuan dengan orangtua murid kelas 7 yang baru di awal tahun pembelajaran 2019/2020 di Aula Lantai 2 SMP Santa Maria pada hari Sabtu, 6 Juli 2019 dan dengan orangtua murid kelas 7 & 8 pada hari Jum’at 12 Juli 2019 dengan tema “Sekolahku Keluargaku”.

Sekolah Santa Maria sebagai sekolah swasta umum yang dikelola Yayasan Prayoga Riau merupakan satu-satunya sekolah Katolik di Pekanbaru yang ikut ambil bagian dalam mencerdaskan anak-anak bangsa di Kota Bertuah Pekanbaru khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Dalam pertemuan ini, Kepala SMP Santa Maria, Bapak Ferdinandus Nipa, S.Pd. menyampaikan adanya gap generasi (generation gap) antara anak dengan orangtua. Berdasar pada literatur, dalam mengidentifikasi gap generasi ini terdapat empat generasi, yakni generasi yang lahir pada periode 1946 hingga 1964 disebut generasi baby boomer, kemudian generasi yang lahir pada periode 1965 hingga 1980 disebut generasi X, lalu generasi yang lahir pada periode 1981 hingga 2000 disebut generasi Y, dan generasi yang lahir di atas tahun 2000 disebut generasi Z.

Dilihat dari antar generasi tersebut, maka ada gap yang sangat jauh antara anak dan orangtua, sehingga hal inilah yang sering memunculkan masalah dalam mendidik anak-anak, misal orangtua yang lahir pada periode generasi baby boomer dengan anak yang lahir pada periode generasi Z. Dalam beberapa kondisi, orangtua tersebut harus memahami generasi anaknya yang tentunya jauh berbeda.

Dalam identifikasinya, generasi Z memiliki ciri antara lain skeptis dab sinis, menjunjung tinggi privasi, dan memiliki ketergantungan terhadap teknologi, serta memiliki kemampuan multitasking yang hebat. Di sisi lain, generasi baby boomer memiliki ciri yang cenderung kolot, dan sangat matang dalam mengambil keputusan.

Di lingkungan SMP Santa Maria, anak-anak yang menjadi peserta didik adalah bagian dari generasi Z. Untuk bersiap menyongsong masa depan yang bijak, mereka dididik dan diajari untuk benar-benar siap berfungsi di masa yang akan datang, pada saat Indonesia memasuki ulang tahun kemerdekaan yang ke 100.

Sehingga pada tahun 2030 dan 2040, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia tidak produktif. Pada tahun tersebut diprediksi mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia. Maka, untuk menjawab tantangan dan prediksi ini, kebutuhan anak perlu benar-benar dipersiapkan melalui pendidikan yang benar. Maka, pendidikan yang dikembangkan adalah pendidikan yang bersifat holistik, yaitu pendidikan yang dapat menjangkau kebutuhan peserta didik.

Diamini oleh orangtua siswa, bahwa selain hal tersebut, pendidikan karakter juga menjadi yang utama bagi peserta didik. Sebagai penguatan, pendidikan karakter haruslah ada kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orangtua siswa.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut sekolah menyampaikan program yang disusun dengan sangat kekinian sehingga sangat menarik perserta didik antara lain Smile, Spartan, Sajojo, Smayava, Splash, Station, dan Savanta.

Sekolah SMP Santa Maria menjadi pelopor penyelenggaran pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan dalam program yang dinamakan Smartphone-Based-Test (SBT). Program ini sudah diluncurkan pada pelaksanaan Ulangan Harian Keempat (UH IV) pada 16 April 2018 dan digunakan pada ujian semester genap tahun pembelajaran 2017/2018. Program ini mendapat apresiasi yang sangat bagus dari orangtua siswa sehingga ada upaya yang positif dalam menggunakan gawai seluler, atas dasar itulah program ini dilanjutkan hingga sekarang.

Lewat Kepala Sekolah, peraturan sekolah disosialisasikan juga kepada peserta didik yang terlebih dahulu diberitahukan kepada orangtua. Yang menjadi penekanan adalah bahwa pelanggaran dibagi menjadi dua, yakni pelanggaran umum dan khusus. Bagi siswa yang bermasalah dengan pelanggaran ini, sekolah akan memberikan pembinaan yang tegas kepada anak hingga akan dikembalikan kepada orangtua siswa.

Satu hal yang menjadi keresahan orangtua adalah apabila siswa terlambat lebih dari 4 kali, siswa tersebut tidak diperbolehkan mengikuti ujian dan tidak diperkenankan mengikuti remedial. Peraturan ini dibuat sebagai sarana pembentukan karakter anak, sehingga setiap pelanggaran pada aturan tentunya akan diproses dan diberikan pembinaan terlebih dahulu. Yang menjadi esensi pokok sebenarnya adalah pembinaan terhadap anak didik.

Lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan percepatan informasi dari orangtua, sekolah mengembangkan sarana informasi melalui Facebook, Instagram, situs web, dan aplikasi yang diberi nama E-SISTA. Secara rinci, melalui E-SISTA orangtua bisaa memperoleh informasi harian dan pengumuman yang diperbarui setiap waktu, E-Nilai, E-Learning, E-Mading, dan Tata Tertib.

Pertemuan diakhiri dengan apresiasi dari orangtua siswa atas program-program sekolah dan akan terus meningkatkan kerja sama yang baik dengan sering bertemu dengan pihak sekolah sehingga bisa saling melengkapi.

Beberapa dokumentasi kegiatan ini: